Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Hai, apa kabar semuanya? Sehat kah? Semoga semuanya sehat ya....
It's been very loooonnnggg time since my last post. I'm really sorry. Can you forgive me, dear my friend, follower, reviewer and stalker?
There's so many things i would share, buat i can't share all in this post. (Sorry, again).
The biggest news in this post is AKU SUDAH WISUDA.
Alhamdulillah :)
Setelah perjuangan yang penuh airmata dan darah, akhirnya aku lulus juga... (Fiuh.....!)
Nanti-nanti aja ya, ceritanya tentang skripsi dkk. ;)
Aku hari ini mau cerita tentang "Sebuah Komitmen" (Cieeee..... *tepok2)
Halah, mentang2 udah lulus terus ngomongin komitmen.... wkwkwkwk.
Nggak kok, dear my friend, follower, reviewer and stalker. Aku ngga bermaksud apa-apa, cuma mau berbagi cerita aja. :)
(Hayo, udah aja yang ngajak berkomitmen ya?)
Hahahaha, sekedar ajakan satir sih, ada. Tapi relita yang datang ke rumah? Sayangnya belum cukup gentle untuk main ke rumah. Ya mungkin dia sibuk... hehehehe
Skip! Back to laptop! :D
Sebuah komitmen, terutama untuk jenjang pernikahan bukanlah suatu hal yang easy and simple. Butuh banyak pertimbangan, khususnya bagi seorang wanita. Karena ia tak hanya memilih seorang pendamping hidup, tapi juga imam sepanjang hidupnya. Jika imam saja tak baik, bagaimana makmumnya? Hayolooo.... dear my friend, follower, reviewer and stalker. Harus benar-benar dipertimbangkan ya. ;)
Jangan asal ia (kelihatan) soleh, (tampaknya) baik, tampan, mapan, lantas di-iya-kan saja.
Kudu kroscek!
Apalagi yang ketemunya di sosmed.... Waduuhhh.... Pertimbangan lebih banyak!
Segala sesuatu yang ditampilkannya di sosmed, tak serta-merta menjadi nilai utama. Bisa saja kan, itu cuma pencitraan. (That's why, harus ekstra hati-hati).
Aku pribadi sih, bukan tipe yang menerima 'jodoh ketemu di sosmed'. Memang sih, zaman sekarang kita bisa kenalan dengan siapapun di sosmed. Dan memang, mungkin saja itu jodoh kita. Tapi ya, who knows?
Dear Ikhwan.....
Saat kau ingin mengajak seorang akhwat untuk menuju ke jenjang yang lebih serius, maka tepatilah kata-katamu. Jangan gantung ia dengan hubungan yang diharamkan Allah (pacaran misalnya). Datangilah walinya, minta ia dengan baik. Jika kau belum berani bertemu dengan walinya, maka simpanlah perasaanmu, doakanlah ia, sebut namanya di dalam sujud panjangmu di sepertiga terakhir malam. Allah akan selalu mendengar segalanya, percayalah :)
(Masa iya langsung datang ke walinya, ya gugup lah, mau ketemu anaknya dulu!)
Dear Ikhwan yang baik.
Arti sebuah kata serius adalah saat kau datang ke walinya. Bukan serius hanya di bibir, lalu ngajak ketemuan lah, ngobrol dulu lah, bla bla bla.
Guruku pernah berkata,
"Jika ia mengajakmu ketemu dulu, ngobrol dulu, dan segala alasan apapun itu, sesungguhnya ia hanyalah ingin mempertimbangkanmu, menilai untung dan ruginya darimu."
Jadi ikhwan dan akhwat yang baik, hati-hatilah dalam bersikap.
Sementara jofisa nih, perbanyaklah memperbaiki diri.
In sha Allah ia akan datang pada waktu yang tepat :)
Maaf ya, postingan ini agak emosional. Maklum, terbawa suasana... hehehehe
Kapan-kapan sambung lagi.... ;)
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh